Rakyat Wakiya Mengungsi Diduga Akibat Konflik Perusahaan Ilegal, Pemerintah dan Gereja Diminta Segera Bertindak

JELAJAH KALIMANTAN NEWS, WAKIYA -Rakyat Wakiya masih terjebak dalam krisis, mengungsi sejak 28 Agustus 2024 tanpa adanya bantuan dari pihak pemerintah maupun gereja. Ketua Tim Peduli Alam dan Manusia Kapiraya, Musa Boma, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi para pengungsi yang belum menerima makanan, minuman, ataupun obat-obatan. Hingga kini, bantuan dari pemerintah Kabupaten Timika, Deiyai, Dogiyai, maupun Pemerintah Provinsi Papua Tengah belum kunjung tiba.

“Saya mendesak pemerintah dan gereja untuk segera memberikan bantuan kemanusiaan berupa makanan, minuman, dan tempat tinggal. Tidak ada yang bisa menutup mata melihat penderitaan rakyat yang terus berlanjut,” kata Boma dalam rilisnya diterima media ini Selasa 01 Oktober 2024.

Diduga Krisis pengungsian ini bermula dari tindakan kepala desa Wakiya, Frederik Warawarin, dan kepala suku Kamoro, Kosmas Rooy Tapornamo, yang mengizinkan beroperasinya perusahaan ilegal, diduga TP Zommalion Heavin Industri, tanpa izin resmi. Akibatnya, ketegangan meningkat hingga diduga terjadi pembakaran rumah-rumah warga oleh kelompok pemuda dari Deiyai dan Dogiyai.

Boma berharap pemerintah dan gereja segera bergerak untuk merespons situasi ini sebelum kondisi semakin memburuk. (Penulis Musa Boma / Editor Nd_234)

 

No plagiat