Ketua Gepak Kalsel, Pers dan LSM Bersatu Mengecam Arogansi HRD PT SIS Adaro Energi: Tuntut Tindakan Tegas atas Diskriminasi dan Ketidakadilan

IMG-20241024-WA0036~4

JELAJAH KALIMANTAN NEWS, KALSEL – Berdasarkan Nara Sumber, Seorang karyawan PT SIS Adaro Energi bernama Iswandi mengungkap dugaan diskriminasi dalam bentuk follow-up kesehatan berulang yang dianggap tidak masuk akal. Iswandi menuturkan bahwa ia diminta untuk menjalani follow-up medis sebanyak tiga kali dalam waktu kurang dari lima bulan, meski hasil MCU (Medical Check-Up) sebelumnya sudah menyatakan dirinya fit.

Dalam keterangannya kepada sejumlah awak media pada Sabtu (02/11/2024), Iswandi mengaku bingung dengan keputusan berulang ini. Setelah mencoba meminta klarifikasi ke Reza, staf HRD, Iswandi justru mendapat respons yang dianggap tak pantas. “Jika bapak tidak mau di-follow-up, silakan cari perusahaan lain,” ungkap Iswandi menirukan perkataan Reza.

Diduga Sikap Arogan HRD Jadi Sorotan

Pernyataan Reza yang dinilai arogan mendapat reaksi keras dari Iswandi, terlebih saat Reza terlihat meremehkan peran media dan LSM dalam menyuarakan isu ketenagakerjaan. Reza dilaporkan sempat mengatakan kepada Iswandi, “Jangan mentang-mentang bapak orang media atau LSM, tidak bisa diatur,”—suatu pernyataan yang dianggap melecehkan profesi jurnalis dan aktivis.

Iswandi pun menyoroti sejumlah kebijakan perusahaan yang dinilai memberatkan pekerja, termasuk pengurangan fasilitas makanan, larangan penggunaan HP, hingga razia dua kali seminggu. Kondisi ini, katanya, membuat banyak operator merasa tertekan namun takut bersuara lantaran khawatir kehilangan pekerjaan.

Dukungan dari LSM dan Gabungan Wartawan Indonesia (GWI)

Menanggapi perlakuan ini, LSM DPW Gepak Kalsel dan GWI DPD/DPC seluruh Indonesia mengecam keras tindakan yang dianggap sebagai intimidasi terhadap jurnalis dan LSM. Ketua LSM Gepak Kalsel, H. Anang Misran, menyatakan akan menggerakkan anggotanya untuk menuntut keadilan jika sikap arogan ini tidak segera dihentikan.

Media sebagai Pilar Sosial

Iswandi pun mengajak seluruh media di Kalimantan Selatan untuk terus mengedepankan keberanian dalam menyuarakan kebenaran dan membela hak-hak pekerja. “Jangan ada yang menutupi fakta. Fungsi media adalah kontrol sosial, untuk menyebarkan informasi yang benar dan bukan sekadar membela kepentingan pribadi,” tegasnya.

Sikap berani ini mencerminkan harapan besar Iswandi akan Indonesia yang lebih maju dan transparan. Ia pun berpesan, “Kejujuran adalah kunci utama membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Jika bukan sekarang, kapan lagi? Jika bukan kita, siapa lagi?”

Editor: Nd_234

(Sumber Nasoba/Kaperwil Lampung)