Disdag Kalsel Terus Pantau Harga Bahan Pokok Dan Gelar Pasar Murah 

jelajahkalimantannews.com,  Banjarmasin : Dalam rangka Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, yang harus dilakukan Disdag Kalsel menjaga ketersediaan bahan pokok. Kata Kadisdag Kalsel Drs H Birhasani MSi, sampai sekarang aman untuk bahan pokok, baik di tingkat distributor, pedagang besar maupun tingkat Kabupaten dan Kota. Masyarakat tidak perlu khawatir terkait ketersediaan tersebut. Harga juga masih relatif stabil, termasuk harga-harga bahan pokok.

“Memang ada kemungkinan kenaikan sedikit nanti pada Minggu keempat Ramadhan menjelang Idul Fitri. Itu biasanya permintaan akan semakin tinggi. Karena masyarakat akan melakukan persiapan-persiapan untuk hidangan Idul Fitri maupun untuk acara merayakan Hari Raya,” ungkap Birhasani.

Katanya, yang paling penting pada saat itu ketersediaan harus terus dipantau Jajarannya. Sehingga meskipun harga agak bergejolak pada komoditas tertentu, seperti ayam ras, daging ayam ras, telur ayam ras, dan daging sapi serta bawang merah dan cabai rawit.

“Itu ada kemungkinan sedikit bergerak nanti menjelang Idul Fitri. Bagi masyarakat agar berhemat menggunakan bahan pokok dan pandai-pandai memilih bahan pokok, terutama harganya. Karena masih banyak alternatif,” Birhasani menambahkan.

Disebutkannya, misalkan satu jenis bahan pokok mahal, pasti ada bahan pokok lain yang harganya lebih murah. Pintar-pintar saja lagi masyarakat mengaturnya.

‘Tapi memang ketersediaan bahan pokok dijamin pemerintah dan kami selalu memonitor di tingkat distributor,” jelas Birhasani.

Untuk Pasar Murah, kata Birhasani, tetap dilaksanakan dan hampir sebulan penuh ke kabupaten kota di Kalimantan Selatan dilakukan. Kota tersebut seperti Kotabaru, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Banjarbaru, Banjarmasin, ke Hulu Sungai dan menjelang akhir Ramadhan atau mendekati Idul Fitri seperti Tabalong dan HSU.

Untuk Pantauan harga tetap dilakukan, walaupun libur panjang. Bahkan di saat Hari Raya tetap memantau meminta informasi, terutama H min 3 sampai mendekati Hari Raya tetap terpantau. Hari Raya ke 3 sudah mulai aktivitas dan disaat itu Hari Raya kedua dan ketiga, harga agak bergejolak naik.

“Bukan berarti kenaikan harga di tingkat distributor atau di produsen. Terjadi kenaikan itu Karena toko-toko, masyarakat pedagang masih banyak yang tutup. Mereka biasanya di hari ketiga atau keempat baru buka,” Birhasani kembali menjelaskan.

Hari kedua dan ketiga yang pedagang buka dan konsumen berbelanja di sana, diakui terjadi harga yang agak mahal, karena tidak banyak yang buka, maka pedagang yang buka bertingkah dan menaikkan harga.

“Jadi bagus itu, persiapan sebelum hari raya. Jangan membeli di hari raya kedua atau ketiga itu para pedagang biasanya banyak yang tutup,” kata Birhasani.

Menyinggung aksi borong yang dilakukan pembeli, Birhasani mengharapkan, jangan sampai terjadi hal ini, karena barang banyak dan tidak perlu khawatir.

“Ketersediaan bahan pokok kita banyak. Bahkan ada yang sampai dua tiga bulan kedepan, masih cukup untuk masyarakat Kalimantan Selatan,” tegas Birhasani.

Sehingga diingatkan lagi, jangan melakukan aksi borong. Jangan melakukan pembelian secara berlebihan. Agar membeli sesuai keperluan saja.(Juns/lieda)