Mengenal Erika Siluq, Wanita Dayak Berpengaruh di Kalimantan

jelajahkalimantannews.com, Banjarmasin – Erika Siluq adalah seorang wanita Dayak yang memiliki pengaruh besar di bumi Kalimantan. Dia lahir di kampung Dingin dan menghabiskan masa kecilnya di sana sebelum melanjutkan pendidikan SMA di Samarinda, Kalimantan Timur. Erika kemudian memperdalam pengetahuannya di bidang sosial dan adat-istiadat serta meraih gelar Sarjana Hukum (SH) dari Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Samarinda pada tahun 2006.

Setelah itu, Erika melanjutkan studi S-2 di Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta pada tahun 2007 dan berhasil meraih gelar M.Kn. Dia kemudian menempuh studi S-3 pada Program Doktoral Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta dengan bidang kajian sosiologi hukum, hukum agraria, dan hukum adat. Erika memperdalam hukum adat dan sudah tutus adat (lulus) sarjana hukum adat Dayak Benuaq.

Erika Siluq dibalik kesibukannya sebagai Notaris. Foto:@FB Erika Siluq (rri.co.id)Erika Siluq dibalik kesibukannya sebagai Notaris. Foto:@FB Erika Siluq (rri.co.id)

Erika Siluq adalah seorang dosen dan mengajar di Fakultas Hukum UNTAG. Dia juga menjadi notaris di Samarinda pada usia yang terbilang muda. Motivasi Erika adalah keprihatinannya terhadap perkembangan hukum adat di Indonesia yang semakin tidak diakui dan dirugikan oleh sistem bernegara. Erika memiliki impian untuk mendirikan museum Dayak dan Pusat Kajian Dayak Internasional.

Erika juga mendirikan LSM Perlindungan dan Pembelaan Masyarakat Adat Kaltim (Perma Adat) dengan jabatan ketua pembina. LSM ini bergerak dalam advokasi hak-hak masyarakat adat Dayak yang mengalami ketertindasan oleh investasi pertambangan dan perkebunan di Kaltim. Selain itu, Erika juga mengadakan pelatihan dan seminar di desa-desa untuk penguatan masyarakat adat. Bersama Forum Dayak Menggugat (FDM), Erika ikut memperjuangkan pengesahan Peraturan Daerah (Perda) pengakuan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat di Kaltim.

Ketua Umum Geedayak Indonesia, Drs Yansen Alison Binti Menyerahkan Pataka Kepad Ketu DPP Gerdayak Kaltim Erika Siluq, SH, MH, September 2022.. Foto:Ist (rri.co.id)

Erika Siluq juga mendirikan Yayasan Dayak Besar Puti Jaji Kaltim yang bergerak dalam bidang sosial, kemanusiaan, dan keagamaan. Dia juga menjadi Ketua Umum Gerakan Pemuda Dayak (Gerdayak) Indonesia untuk wilayah Kaltim, sebuah organisasi kepemudaan yang menghimpun generasi muda Dayak untuk membangun persatuan dan kesatuan pemuda Dayak se-Indonesia.

Erika Siluq dipilih menjadi sekretaris umum paguyuban Sempekat Tonyoi Benuaq (STB) Kaltim, yang dipimpin oleh Bupati Kubar FX.Yapan. Selain itu, Erika juga telah menulis beberapa karya ilmiah yaitu Karya Ilmiah Pancasila Sebagai Sumber Segala Sumber Hukum Negara Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011, Prinsip Non-Intervensi dalam Tubuh ASEAN. Pengembangan Politik Hukum Pancasila Disoroti dari Paradigma Akomodasi Nilai-Nilai Sosial Kultural Masyarakat Indonesia dan tulisannya juga dipublikasikan di luar negeri, yaitu Legal Consequences of The Ratification of The International Treaty Law Made By Indonesia in The of The World Tourism Organization Perspective (UN-WTO) di Kuala Lumpur, Malaysia.

Erika Siluq dikenal dengan julukan “Panglima Wanita” karena kepemberaniannya melawan segala bentuk tindakan kekerasan dan serangan yang mencoba menafikan eksistensi dan menyudutkan masyarakat adat. (Nd/kalbarinformasi.com)