Sutjipto : “Pelaku Usaha Pemula, Sebaiknya Tidak Berutang Dulu Dengan Bank”
jelajahkalimantannews.com, Banjarmasin – Kegiatan Roadshow Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional (KR) 9 Kalimantan dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kalsel mengumpulkan para Pelaku UKM di Kalsel dengan total 50 orang, Rabu (12/4/2023) sore, dengan kegiatan berupa sharing untuk memberikan tips mengenai Pengelolaan Keuangan di Hari Raya Idul Fitri. Karena selama ini, tegas Sutjipto, selaku Ketua V Bidang Koperasi dan UMKM di MES Kalsel, Masyarakat dapat duit enak dan keluarnya juga enak. Sehingga literasi dan edukasi dalam hal ini diharapkan ada perencanaan pengelolaan keuangan yang baik, terutama harus punya rencana uang itu digunakan untuk apa dan bisa membedakan antara keinginan dengan kebutuhan.
“Uang yang ada harus dipisah antara uang THR dan uang gaji.Itu terutama buat Karyawan. Sebelum lebaran, tentunya dapat THR yang digunakan untuk Lebaran. Pasca Lebaran, itu sebaiknya yang dipakai uang gaji. Karena kalau tidak, nanti akan terutang,” pesan Sutjipto memberikan tips.
Tips lainnya, kata Sutjipto, untuk Pelaku Usaha Pemula, sebaiknya tidak berutang dulu dengan Bank. Bukan berarti memusuhi Bank. Tidak, tegas Sutjipto. Karena beberapa informasi yang dia terima, Pelaku UKM yang gagal itu karena tidak bisa membayar secara rutin dan akhirnya terjadi kredit macet.
“Beda dengan Pelaku UKM yang sudah punya penghasilan atau orangtuanya punya penghasilan. Sehingga dana itu tidak terpakai untuk yang lain. Kalaupun terpakai, masih bisa melakukan pembayaran bulanan,” tegas Sutjipto.
Sutjipto mengharapkan, lakukan klaster. Karena kendala selama ini UMKM dalam hal permodalan dan pemasaran. Mengenai permodalan, keperluannya tidak bisa diketahui dengan pasti. Diberikan uang jumlah tertentu, juga tidak punya rencana. Itulah sebagian persoalan yang dirasakan Pelaku UKM, walaupun tidak disebutkannya secara nyata dan jelas Pelaku UKM tersebut.
Untuk persoalan pemasaran, adanya permintaan besar, tidak bisa dipenuhi oleh Pelaku UKM, karena tidak sanggup. Sehingga diperlukan adanya klaster atau kelompok-kelompok.
“Seperti disarankan Pemerintah UMKM 9 orang bisa mendirikan Koperasi. Dari situ permodalan bisa dari anggota. Produksi sama-sama dan bisa dipasarkan sama-sama. Insyaallah dengan cara kolaborasi seperti itu, pemikiran satu orang dengan pemikiran 9 orang, saya yakin lebih sempurna, lebih mantap kalau 9 orang,” jelas Sutjipto. Terlebih lagi kata Sutjipto, UMKM sudah diback-up oleh Organisasi, Pemerintah, ada Otoritas Jasa Keuangan, dan Media yang juga memberikan informasi.
Sutjipto juga mengharapkan, dengan adanya edukasi yang diberikan itu, UMKM Banjarmasin juga akan semakin meningkat dan sudah diapresiasi oleh Jajaran Disbudporapor Banjarmasin, sehingga Pemuda di Banjarmasin diharapkan jadi Pelopor untuki Usaha di Kalsel umumnya dan Banjarmasin khususnya.
Euforia (perasaan nyaman atau perasaan gembira yang berlebihan) suka berbelanja bagi Urang Banjar yang melihat adanya diskon barang mewah yang dibeli, walaupun tidak perlu. Demikian juga toko baju yang memberikan diskon hingga 70 persen, langsung belanja, walaupun baju masih ada yang bagus.
“Sehingga dapat uang sebelum lebaran (seperti THR) dan pas Lebaran sudah habis. Setelah Lebaran, kehabisan uang. Sehingga harus ditata bagaimana cara pengaturannya. Agar Lebaran aman, pasca Lebaran juga aman,” pungkas Sutjipto. (juns)